Kamis, 22 Maret 2012

ditugaskan oleh ANA MAULANA, MPd


Permasalahan Dalam Keluarga


     Jika kita hidup dalam sebuah lingkungan keluarga yang kecil, sedang maupun besar, hal yang tak pernah luput menjadi perbincangan sehari-hari dalam lingkungan keluarga ialah masalah. Semua orang pasti ingin keluarganya jauh dari masalah-masalah yang berat dan yang mereka anggap terlalu berat. Sebenarnya, masalah dalam keluarga itu jika dapat diselesaikan secara bersama-sama, maka hubungan kekeluargaan bisa semakin erat, jadi tidak jarang dalam beberapa lingkungan keluarga, ada banyak masalah yang bisa membuat hubungan antar anggota keluarga semakin dekat. Saya ambil contoh keluarga teman saya, beberapa bulan lalu, keluarganya dihadapi masalah, adiknya terserang penyakit demam berdarah, awalnya ayah dan ibunya lebih sibuk mengurus urusan pekerjaannya, menurut teman saya, ayahnya jarang memperhatikan dan memberi kasih sayang kepada kedua anaknya, namun pada saat mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit, sang ayah langsung menyingkirkan urusan pekerjaannya dan setelah sembuh hubungan keluarganya menjadi lebih erat. Dari contoh kisah diatas, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa masalah keluarga tadi bisa mendekatkan hubungan antar anggota keluarga.

            Masalah dalam keluarga merupakan aspek kehidupan yang pasti ada dalam lingkungan keluarga. Masalah yang sering kita liat di sekeliling kita, ialah Ekonomi. Ekonomi merupakan masalah yang bisa berujung pada masalah yang lebih besar lagi, misalnya perceraian, bunuh diri(seperti kasus bunuh diri ibu anak karena tidak mampu membiayai kehidupan anak-anaknya beberapa tahun lalu). Di masa sekarang ini, kita bisa melihat keluarga-keluarga sekeliling kita, kita coba mengamati permasalahan ekonomi keluarga yang hidup dalam kekurangan ekonomi atau bisa dibilang keluarga yang hidup dalam kemiskinan.Banyak keluarga yang hidup kekurangan berawal dari kemalasan individual maupun seluruh anggota keluarganya, masalah ekonomi ini banyak terdapat di kota-kota besar. Masalah ini dapat diatasi dengan kesadaran seluruh anggota keluarga paling tidak kepala keluarga untuk dapat lebih berusaha dalam mencari nafkah untuk penghidupannya yang lebih layak . Ada juga yang berawal dari keterbatasan fisik maupun mental individu yang dulunya menjadi tumpuan keluarga. Masalah yang seperti ini biasanya dapat diatasi dengan kesadaran dari anggota keluarga lainnya untuk mengubah strata sosial. Jika kepala keluarga yang mengalami keterbatasan tadi, mungkin sang istri bisa mengganti kedudukan suami dalam konteks mencari nafkah.            Selanjutnya, masalah dalam bidang sosial. Hampir seluruh anggota keluarga pernah mengalami permasalahan ini , mulai dari kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, sampai perceraian orang tua. Kedua orang tua merupakan sosok manusia yang paling penting bagi seorang anak, karena yang pertama kita kenal dalam kehidupan kita adalah orang tua, orang tua kitalah yang mengajarkan tentang kehidupan yang kita jalani sekarang, orang tua kitalah manusia yang memberikan kasih sayang terbesar kepada kita, namun apa jadinya jika orang tua malah jarang memperhatikan kita dan memberi kasih sayang ?? Bagi sebagian anak, kadang mereka menganggap bahwa orang tua mereka jarang memberikan kasih sayang, namun saya yakin sejahat-jahatnya orang tua, pasti dalam hati mereka, mereka sangat sayang sama anak-anaknya, hanya saja, mungkin cara mereka dalam memberikan kasih sayang tidak dapat dipahami anak-anaknya. Menurut saya, cara yang paling penting dalam mengatasi masalah seperti ini adalah dengan komunikasi, orang tua yang baik ialah orang tua yang bisa mengerti dan memahami anaknya, mengerti dan memahami bukan berarti menuruti semua permintaan anaknya, tapi dengan cara membicarakan masalah-masalah yang dialami anaknya serta pendekatan psikologis ke anak sehingga masalah sosial apapun dapat teratasi. Jika masalah sosial dibiarkan , maka akan berdampak pada lingkungan di luar keluarga. Kita dapat mengamati masalah kenakalan remaja yang saat ini melanda anak-anak usia sekolah. Salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah masalah sosial dalam keluarga. Kesalahan orang tua dalam mendidik serta ketidak pahaman orang tua dalam metode pendekatan adalah salah satu sumber timbulnya kenakalan remaja tadi. Keluarga seharusnya menjadi media pendidikan psikologis serta pendidikan sosial, sehingga jika anggota keluarga telah berbaur dengan masyarakat, nilai-nilai sosial di masyarakat dapat dikembangkan sesuai pendidikan sosial dalam keluarga tadi.

Kamis, 08 Maret 2012


posting 1
Kondisi masyarakat Indonesia masa kini

Melihat kondisi negara yang masih muda itu begitu mengkhawatirkan, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantoro) dan dr. Radjiman Wediodiningrat mengusulkan kepada Presiden Soekarno, Perdana Menteri Hatta, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr Ali Sastroamidjojo agar memperingati peristiwa berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, untuk mengingatkan semua orang bahwa persatuan kebangsaan itu sudah diperjuangakan begitu lama. Usulan ini disetujui pemerintah RI. Maka dilaksanakanlah peringatan "Kebangunan Nasional" yang ke-40 pada tahun 1948 itu. Upacara peringatan dilangsungkan di "Presidenan", kediaman Presiden RI tahun 1946-1949, di Yogyakarta.  Hadir dalam acara yang diketuai oleh Ki Hajar Dewantoro itu, para pimpinan partai politik yang berseteru, dan juga tokoh tokoh-tokoh nasional lainnya. Setelah itu, diadakan iring-iringan barisan keliling kota yang juga mengikutsertakan pasukan yang sedang hijrah . Sejak itulah dilakukan peringatan "Hari Kebangkitan Nasional", kecuali tahun 1949 karena situasi yang tidak memungkinkan (Abdullah, 2001; Hoesein, 2008). Namun, secara faktual, benarkah lahirnya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 adalah awal kebangkitan nasional? Sekretariat Negara Republik Indonesia, Kita dapat mengatakan bahwa potret nasionalisme Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional awal abad ke-20 memiliki ciri khas, yaitu bermula dari suatu kelompok sosial yang diikat oleh atribut kultural meliputi memori kolektif,. nilai, mitos, dan simbolisme. Inilah yang disebut sebagai "nasionalisme kultural",  yang emansipatoris, dan mencari landasan identitas pada keutuhan kultural (Abdullah, 2001: 30-41). Jadi dalam hal ini, nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya pramodern,kemudian bertransformasi menjadi sebuah gerakan politik sebagai sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar dalam membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya